Pagi itu di Dubai, Saras seperti biasanya masuk kelas dengan tepat waktu dan duduk di depan bersebelahan dengan teman akrabnya yang bernama Tere. Tere adalah temannya yang berasal dari Manchester. Gadis British yang sangat friendly. "Awesome, you always on time everyday Saras. Saras, after this class I want to bring you know about my friend who loves Indonesia. His name is Mohammed Rashid and you can call him Rashid. He was tell me that his father is From Madinah and his mother is Indonesian. He can speak Indonesia you know and he is smart yaaaaa". Mata Tere melotot kegirangan begitu ia bercerita bahwa ia ingin memperkenalkan Saras pada Rashid. Tere terlihat menggebu-gebu namun Saras hanya tersenyum dan berkata "yes Tere, of course I will meet up with him and I hope he is handsome hahahahahahaha. Ok shut up and let's study!" Pekik Saras sembari mencubit tangan Tere.
Burj Khalifa, Dubai
Diluar gedung itu sudah menunggu Rashid namun Rashid meminta Tere dan Saras masuk saja ke gedung itu. Tere bertemu dan langsung bertegur sapa dengan Rashid. Tere memperkenalkan Rashid kepada Saras lalu tak lama meninggalkan Saras berdua dengan pria Indo-Arab itu. Tanpa ragu Rashid pun berusaha membuka obrolannya dengan Ale' manis tersebut.
"Hey, kenalin aku Rashid." Ucap Rashid dengan menyodorkan tangannya kepada Saras. Saraspun membalasnya dan berkata "Hey juga, aku Saras, Putri Saraswangi hehe."
"Ya aku tau kok, Tere udah cerita banyak tentang kamu. Ternyata bener ya kamu ramah, cantik pula, the real beauty from Indonesia ya" , ujar Rashid.
"Tere kadang berlebih, jangan didengar terlalu serius hihihi. By the way Tere bilang ibumu Indonesia? Indonesia mana?" Tanya Saras.
"Asli Makassar ibuku. Bagaimana denganmu? Kamu ambil jurusan HRM ya ?"
"Aku dari Madura. Iya aku HRM, kamu di University of Dubai juga?"
"Iya, aku jurusan Accounting Saras. Madura cukup jauh ya. By the way sudah mau malam, mau aku antar pulang?"
"Oh hebat sekali. Boleh kalo ga repotin."
"Gak ngerepotin kok, mari aku antar."
Lalu Rashid mengantarkan Saras ke appartemennya dengan selamat. Esok harinya Saras menghubungi Lutfi , temannya yang sama-sama berasal dari Indonesia. Lutfi lah yang selama ini membantu Saras di Dubai. Lutfi sendiri sudah bekerja di sebuah perusahaan pertambangan minyak. Saras menghubungi Lutfi minta diantarkan ke Burj Khalifa untuk bertemu Rashid. Dan kejadian itu hampir setiap hari terjadi. Lama kelamaan kesal juga. Dalam waktu singkat Saras dan Rashid memang saling suka dan keduanya berkomitmen pacaran. Lutfi pun menasehati Saras.
"Ras, kamu datang kesini tujuan awal untuk apa? Kuliah atau pacaran? Kamu berubah setelah kenal si Rashid itu. Kamu gak kasian sama bunda di kampung? Tere bilang udah 11 hari kamu ga masuk kuliah. Kemana kamu Ras?" Tekan Lutfi.
"Aku ada urusan mas."
"urusan apa? Rashid?! Mas gak pernah larang kamu pacaran Ras, mas gak pernah larang kamu kenal dekat dengan laki-laki tapi pesan mas jangan kamu korbankan segala-gala demi Rashid. Dia punya keluarga disini Ras, dia bisa hidup enak dan leluasa tanpa perlu takut kelaparan seperti kita! Dia punya saudara di sekitaran Teluk, di Burj Khalifa, kita?! Hanya pendatang tok Ras!"
"Udah mas ! Cukup kamu itu gak usah terusin omongannya! Saras tau Saras salah. Tapi Saras gak suka dibentak!" , Saras pergi meninggalkan Lutfi seorang diri di restoran.
Saras menangis sepanjang perjalanannya pulang ke apartemen. Hatinya lirih, dia tau sebenernya selama ini dia sudah salah bersikap seolah mendewakan Rashid. Saras hanya bisa menangis tersedu-sedu menyesali sikapnya.
3 hari kemudian.
Lobby kampus
Rashid terlihat begitu kehilangan Saras, beberapa hari Saras sulit dihubungi. Rashid mencoba mencari Saras ke kampus dan di lobby ia bertemu Tere.
"Tere why you alone? Where my princess Saras?" Tanya Rashid.
"Rashid I'm sorry, Saras told me that she can't to loving you. Saras worry if the love will be broke her future , her studies and anything. Rashid I suggest you to meet Saras now at Library, she there."
"Ok thanks Tere."
Tak lama Rashid berlari menuju perpustakaan dan.....
"Aku tau kamu pasti kesini. Tere kan yang bilang?"
"Saras iya, Saras why? Aku ada salahkah? Kenapa seperti ini Saras? Aku mungkin ada dosa sama kamu princess?"
"Rashid, menurutku kalau kita jodoh kita bakal ketemu lagi gimanapun caranya. Sungguh, aku gak pengen pacaran dulu saat ini. Aku gamau masa depanku gak terfokus."
"Lalu jika karna hal ini mengapa harus kau diamkan dan bersikap dingin padaku Saras? Ini Timur Tengah bukannya Kutub Utara yang dingin. Jika itu alasanmu aku gak akan memaksa. Aku juga tau jodoh gak pernah ketuker princess. Maaf sudah menjadi dosa dalam hidupmu. Sungguh kamu gadis cantik yang sangat aku cinta sepenuh hati. Tak perlu melarikan diri dari cinta, cinta tak pernah salah. Waktu mungkin saja salah. Aku pamit dulu. Jalani saja kehidupan kita masing-masing dulu. Aku doakan Sarasku sukses. Wassalamualaikum."
"Waalaikumsalam..."
Hatinya lirih melepas Rashid. Terlebih caranya yang salah , bersikap sedingin es kepada Rashid. Saras tetap yakin dia dan Rashid akan kembali bersama. Kapan? Tuhan lebih tau....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar