Translate

Minggu, 14 Juni 2015

Rindu Pendusta

Sebuah kata manis datang dari pria humoris sepertimu.
Lalu cinta kau tuangkan sebelum akhirnya bejananya kau hancurkan.
Aku cuma air yang mencoba mengalir ke dalam sungaimu.
Membasahi keringnya rongga rindu di dadamu.
Semoga kau sudi menyambutku.

Bukan bagus rupamu yang membekukan dinding rindu, tapi dustamu yang memecahkan syahdu.
Dari tiap lautan amanah yang engkau dustakan, aku tersadar bahwa ombak tak selalu indah.
Laksana air laut yang beningpun tetap terasa asin.

Engkau laksana angin pembawa kesejukan, na'as kau bawa pula debu jalanannya.
Menyesakkan tiap ruang bahagia dalam kesatuan cinta.
Bukan hati tak ingin memeluk, namun panasnya api dusta membuat hati enggan mencinta.
Untuk apa mengucap cinta bila di hati tak pernah ada?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar